HEMAT KUNCI KEBERHASILAN
Nah, mengacu pada hal itu, Safir
menganggap perlu adanya
pandangan baru soal pembagian
beban keuangan rumah tangga.
“Terlebih sekarang banyak
wanita yang bekerja dan
mandiri, sehingga kesetaraannya
dengan pria juga menyentuh
soal uang.” Istri bisa membantu
menambah dana keluarga
sehingga pasangan diharap bisa
lebih leluasa mengatur
pengeluaran dan masih punya
sisa uang untuk bisa ditabung.
Tapi hal ini tidak bisa dicapai jika
sistem pengelolaan keluarga
buruk. Masing-masing sibuk
membelanjakan uangnya. “Malah,
pakai kartu kredit segala
sehingga akhir bulan, gaji cuma
habis untuk bayar cicilan kartu
kredit.” Padahal, saran Safir,
“Gunakan kartu kredit hanya saat
urgent. Jangan terlena untuk
membeli barang konsumtif.”
Hidup hemat serta melihat skala
prioritas, ujarnya, merupakan
kunci utama keberhasilan
mengelola keuangan. Agar
keuangan di masa-masa
mendatang tak morat-marit lagi,
“Mulailah menata pengeluaran
lewat buku anggaran. “Sisihkan
waktu 20 sampai 30 menit setiap
bulan untuk mencatat pos-pos
berikut jumlahnya. Misalnya, pos
untuk bayar listrik, uang sekolah,
dan sebagainya. Lalu lihat,
apakah gaji yang diperoleh
mencukupi untuk semua itu. Jika
tidak, buang atau kurangi pos
pengeluaran yang tak penting.”
Jika hal ini diterapkan dan
dijalankan dengan baik, bukan
tak mungkin akan ada sisa yang
dapat ditabung. Ia juga
menganjurkan sistem menabung
di depan. Maksudnya, tak perlu
menunggu sisa uang belanja
atau sisa gaji, tapi tetapkan
sekian persen dari gaji untuk
langsung ditabung. Minimal, 10
persen dari gaji, kita sisihkan
dulu untuk tabungan keluarga
dan bisa digunakan sewaktu-
waktu untuk hal-hal yang
sifatnya mendesak dan darurat.”
Kalau merasa tak bisa disiplin,
minta bantuan bank untuk
memotong secara otomatis
sejumlah dana dari transfer gaji,
untuk dipindahkan ke rekening
tabungan.