11/1/1/3/1955Dalam ajaran agama Buddha, kita
selalu diingatkan akan adanya
karma dan hukum sebab akibat,
segala sesuatu di alam semesta
ini tidak terjadi secara kebetulan
dan tidak ada yang tetap, dalam
sekejap selalu mengalami
perubahan. Begitupula perasaan
jiwa kita, dalam satu hari saja
telah mengalami ribuan
perubahan suasana hati yang
tidak bisa hanya dipahami dan
dijangkau dengan pikiran
manusia semata-mata. Prinsip
dalam menjalani ajaran suatu
agama adalah PERCAYA. Jika kita
sungguh-sungguh percaya akan
keagungan dan keunggulan
ajaran Buddha, kita pasti bisa
menjalani hidup ini dengan
perasaan hati yang gembira
meskipun kesulitan mendera
karena kita memiliki kekuatan
hati kepercayaan untuk
menghadapi semua itu.
Salah satu pokok utama dalam
ajaran agama Buddha adalah
adanya hukum sebab akibat.
Ajaran Buddha memperhatikan
fenomena dan gejala alam
semesta yang selalu berubah
sebagai lambang perjalanan
kehidupan manusia. Sebab yang
terjadi pada sekejap waktu akan
selalu dilanjutkan dengan akibat
dari sebab itu sendiri, begitu
seterusnya. Di jaman sekeruh
seperti sekarang ini, kita
sangatlah beruntung karena di
usia muda sudah bisa mengenal
ajaran Buddha yang begitu
agung. Apa jadinya jika kita tidak
memiliki suatu pegangan hidup
dan kesulitan hidup terus
bergulir tiada hentinya?
Pada saat ini juga kita sudah
sepantasnya berterimakasih dan
menyadari betapa beruntungnya
kita bisa mengalami keadaan
hidup. Hidup adalah penderitaan
dan penderitaan adalah hidup.
Semua orang di dunia ini pasti
pernah mengalami kesulitan dan
pada saat itu pula, segalanya bisa
dirubah. Jika kita bisa menerima
kesulitan itu sebagai karma masa
lampau kita, dalam sekejap
kesulitan ia akan berubah
menjadi obat bagi penderitaan
hidup kita. Tetapi kesulitan akan
tetap menjadi kesulitan bahkan
menjadi semakin perih apabila
kita selalu menyalahkan
lingkungan sebagai penyebab
munculnya kesulitan kita.
Penderitaan jugalah yang
membuat kita tetap bisa hidup,
dengan adanya kesulitan maka
kita akan menyadari betapa
berharganya hidup ini, kita pun
akan berusaha keras untuk
menghadapi kesulitan itu demi
melanjutkan perjalanan hidup
kita.
Mumpung kita masih muda,
tenaga masih kuat dan
kesempatan yang tersedia masih
banyak, inilah saat paling tepat
untuk merombak karma masa
lampau kita yang sudah
bertumpuk-tumpuk sejak
kehidupan berkalpa-kalpa yang
lalu. Mari kita pupuk rejeki jiwa
kita dengan berbuat sebab-
sebab baik, belajar dan
menjalankan kata-kata Buddha,
belajar memikirkan kebahagiaan
orang lain, menghargai orang
lain dan menyebarluaskan ajaran
agama Buddha demi
terwujudnya perdamaian di
dunia ini.
Kita bisa seperti sekarang ini,
dengan segala kelebihan dan
kekurangan kita, adalah karena
akibat dari segala perbuatan kita
di masa lampau. Ini berarti apa
yang kita lakukan pada
kehidupan sekarang ini akan
menentukan keadaan kita di
hidup yang akan datang. Hukum
sebab akibat akan terus ada
dalam tiga masa: masa lampau,
masa sekarang dan masa akan
datang, akan terus mengiringi
mengalirnya hukum sebab
akibat. Dengan menyadari
hukum sebab akibat seperti yang
tercakup dalam ajaran agama
Buddha yang kita yakini, mari
kita sama-sama mulai bertekad
untuk berbuat sebab baik pada
saat ini juga dan pada kehidupan
akan datang kita jugalah yang
akan memanen buah-buah
akibat perbuatan baik kita.
Dengan memperhatikan cara
bertingkahlaku, cara berbicara
terhadap orang lain, kita sudah
berbuat sebab baik. Ada pepatah
mengatakan jangan pernah
menyakiti jika tidak ingin disakiti,
sudah jelas sekali betapa besar
pengaruh hukum sebab akibat
dalam kehidupan sehari-hari kita.
Ajaran Buddha menjelaskan
banyak prinsip hidup dan hukum
sebab akibat adalah salah
satunya.
Akhir kata sebagai generasi
muda yang tangguh, mari kita
bersama-sama mulai memupuk
sebab baik dalam hidup, setiap
detik, menit, jam, hari, dengan
berpegang teguh pada kata-kata
Buddha, mari kita merombak
sifat buruk dalam jiwa ini demi
kehidupan yang lebih baik. Teori
kewajaran alam semesta akan
selalu ada dalam dunia ini,
perbuatan baik pasti akan
berbuah baik dan perbuatan
buruk tidak mungkin berbuah
baik. So, mari kita berjuang
bersama.