Polly po-cket

[*] RAHASIA ANGKA 8 - www.tanahgaro.tk
3 . 8 . 57 . 19528
HOME | LAKI PERKASA | MKIOS | TIPS RAHASIA | EBOOK PDF | EBOOK JAR | MY FACEBOOK |

Mozilla/5.0 AppleWebKit/537.36 (KHTML, like Gecko; compatible; ClaudeBot/1.0; +claudebot@anthropic.com)


SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1432H MOHON MAAF LAHIR BATIN


...

...
MOHON MAAF BUKAN MAKSUD SAYA MENGGURUI BOS BOS SMUA TAPI INI HANYA SEBUAH WACANA ATAU KOLEKSI PENGETAHUAN SAJA,KALO ADA YANG SALAH SILAHKAN KOREKSI SENDIRI OK,THX


0:0:0:0

Sugesti adalah satu kata yang
pasti akan dibicarakan saat kita
membahas mengenai hipnosis/
hipnoterapi karena
berhubungan dengan salah satu
teknik yang digunakan untuk
meng-instal program pikiran
tertentu ke dalam harddisk
biokomputer seseorang.
Sugesti penting untuk dibahas
karena merupakan salah satu
dari 4 teknik terapi, dalam
konteks hipnoterapi, yang
digunakan untuk membantu
klien mengatasi masalah mereka
yaitu:
1.Sugesti dan imajinasi
pascahipnosis (posthypnotic
suggestion and imagery)
2.Menemukan akar masalah
(discovering the root cause)
3.Melepaskan (release)
4.Pemahaman baru / relearning
(new understanding)
Sugesti berasal dari kata
“ suggestion” yang berarti saran,
ide, atau pendapat yang, dalam
konteks hipnoterapi, ditawarkan
hipnoterapis kepada klien untuk
dijalankan oleh pikiran bawah
sadar klien sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang
diharapkan dan diinginkan klien.
Dalam artikel ini saya akan
membahas mengenai hal-hal
yang perlu diperhatikan saat
menyusun dan memberikan
sugesti agar hasil yang dicapai
bisa maksimal dalam waktu
singkat.
Untuk memudahkan pemahaman
anda maka saya akan
menggunakan komputer sebagai
analogi pikiran bawah sadar.
Saat kita punya komputer baru
maka yang pertama kita lakukan
adalah menginstal operating
system. Selanjutnya kita perlu
menginstal berbagai program
aplikasi yang dibutuhkan untuk
membantu kerja kita. Setelah
program diinstal dan dijalankan
bila ternyata ada masalah maka
ada dua hal yang bisa kita
lakukan. Pertama kita bisa
melakukan “repair” dan hanya
memperbaiki bagian program
yang bermasalah. Kedua, kita
bisa melakukan complete
uninstall dan setelah itu
mengulangi instalasi program
yang sama atau yang lebih up-to-
date.
Hal yang sama berlaku untuk
komputer mental kita. Program
dominan yang mempengaruhi
hidup kita adalah program yang
diinstal sejak kita dalam
kandungan ibu, usia 3 bulan,
hingga usia 12 atau 13 tahun. Ini
adalah program yang
menentukan apakah seseorang
akan gagal atau sukses dalam
hidupnya.
Nah, bagaimana sih sebenarnya
proses pemrograman komputer
mental kita?
Model Neurological Level yang
dikembangkan oleh Robert Dilts,
yang sebenarnya berawal dari
pemikiran Gregory Bateson,
sangat membantu untuk bisa
memahami proses programming
pikiran manusia. Neurological
Level terdiri atas lima jenjang
yaitu Environment (lingkungan) ,
Behavior (perilaku), Capability
(kecakapan), Beliefs/Values
(kepercayaan/nilai), dan Indentity
(identitas).
Proses programming pikiran, jika
mengambil alur Neurological
Level adalah sebagai berikut. Saat
masih kecil interaksi kita dengan
lingkungan (environment),
terutama dengan orangtua atau
pengasuh, akan menentukan
perilaku (behavior) kita. Perilaku
selanjutnya akan menentukan
kecakapan (capability).
Kecakapan menentukan
kepercayaan/nilai (belief/value)
yang akhirnya akan mengkristal
menjadi identitas (identity).
Bingung?
Ini saya beri penjelasan yang
lebih panjang. Misalnya anak,
sebut saja Budi, saat masih kecil,
sering diolok-olok oleh orangtua
atau pengasuhnya (environment)
saat ia menyanyi karena
suaranya sumbang. Akibatnya
Budi akan berperilaku takut
(behavior) untuk menyanyi dan
tidak mau mencoba untuk
menyanyi lagi karena tidak ingin
mendapat malu atau sakit hati
karena diolok-olok. Akibat dari
perilaku ini kecakapan
(capability) Budi untuk menyanyi
tidak berkembang karena tidak
pernah dilatih. Karena tidak
pernah dilatih dan tidak bisa
menyanyi Budi akhirnya percaya
bahwa menyanyi adalah kegiatan
yang membahayakan dirinya
secara emosi dan harus dihindari
(belief/value). Ia tidak bisa
menyanyi dan menilai menyanyi
itu tidak penting dan perlu
dihindari. Akhirnya saat Budi
diminta menyanyi ia menolak
dan menjawab, “Saya bodoh dan
tidak bisa menyanyi”. Pada saat
Budi menggunakan kalimat “Saya
……….” untuk menggambarkan
dirinya maka ini adalah identitas
dirinya (identity).
Anda jelas sekarang?
Setelah dewasa, saat diminta
menyanyi, misalnya di acara
ulang tahun atau pesta maka
“ anak kecil” yang ada di dalam
Budi yang dewasa tidak akan
mau menyanyi. Mengapa? Karena
ia tidak mau disakiti lagi. Dengan
kata lain Budi merasakan emosi
negatif yang sangat kuat, yang
berhubungan dengan menyanyi,
dan menghindarinya.
Apa yang terjadi di dalam
pikirannya?
Waktu Budi kecil mengalami
diolok-olok saat ia menyanyi
maka pikirannya menyimpan
pengalaman ini plus emosi
negatif yang menyertainya ke
harddisk atau memorinya.
Setelah Budi dewasa maka saat
ia diminta menyanyi yang terjadi
adalah pertama, pikirannya
menangkap stimulus “diminta
menyanyi’ dan segera mencari
data yang cocok dengan input
ini. Mengapa pikiran melakukan
hal ini? Karena Budi, termasuk
kita semua, selalu membutuhkan
makna untuk suatu kejadian atau
stimulus. Cara yang paling mudah
adalah dengan membongkar
arsip yang ada di memori.
Begitu ditemukan data yang
sesuai, yang berasal dari masa
kecilnya, maka emosi yang
menyertai data ini menjadi aktif.
Budi merasa tidak mampu.
Selanjutnya Budi memberikan
respon dalam bentuk menolak
untuk menyanyi. Walaupun
dipaksa Budi tetap akan menolak
dengan segala cara. Setelah ia
tidak lagi diminta menyanyi maka
Budi keluar dari “situasi bahaya”
dan melakukan evaluasi, “Untung
tadi saya nggak nyanyi. Kalau
nyanyi suara saya sumbang dan
mereka pasti akan
menertawakan saya ”. Hasil
evaluasi ini semakin memperkuat
programnya.
Masalah muncul karena pikiran
(bawah sadar) Budi melakukan
salah satu dari dua hal berikut.
Pertama, pikiran bawah sadar
mencari data yang serupa
dengan stimulus dan
mengaktifkan emosi (negatif)
yang melekat pada data itu.
Kedua, pikiran bawah sadar
memberikan makna, tanpa
persetujuan Budi secara sadar,
atas stimulus itu dan ternyata
maknanya negatif, karena
mengacu pada database yang
ada di memori.
Nah, untuk bisa bekerja
maksimal dan powerful maka
sugesti harus bisa
mengintervensi apa yang
dilakukan oleh pikiran bawah
sadar Budi. Dengan kata lain
rangkaian proses sejak
diterimanya suatu stimulus
hingga terjadinya respon perlu
diintervensi.
Anda jelas sekarang?
Proses mulai dari diterimanya
suatu input atau stimulus hingga
terjadinya suatu respon saya
sebut dengan nama Matrix.
Matrix berawal dari input data
tertentu yang masuk melalui
indera kita. Data ini selanjutnya
masuk ke pikiran bawah sadar
dan digunakan sebagai “key
word” untuk melakukan
searching data yang sama, atau
serupa, atau mirip yang ada di
data base/ memori. Begitu
ditemukan data yang serupa
maka informasi ini naik ke
pikiran sadar beserta semua
emosi yang menyertainya. Emosi,
bergantung pada intensitasnya,
selanjutnya menentukan respon
yang kita putuskan untuk
dilakukan. Setelah respon
dilakukan kita masuk ke fase
terminasi atau berhenti. Apakah
hanya sampai di sini? Tidak.
Setelah terminasi, pikiran kita,
baik secara sadar maupun tidak
sadar akan melakukan evaluasi
terhadap apa yang baru terjadi.
Hasil evaluasi ini bisa
memperkuat atau melemahkan
program pikiran yang telah ada.
Agar sugesti bisa mempunyai
daya kerja yang tinggi dan cepat
maka kita perlu mengamati
dengan hati-hati bagian dari
Matrix dan Neurological Level
yang akan kita intervensi. Kita
perlu tahu, tentunya ini melalui
proses investigasi mendalam,
bagian mana yang paling sering
membuat masalah pada diri
klien.
Misalnya klien merasa takut saat
berada di ruang, tempat, atau
situasi tertentu yang memicu
program pikiran, dengan muatan
emosi negatif, yang membuatnya
tidak berdaya. Maka sugesti perlu
disusun dengan tujuan yang
spesifik sehingga trigger yang
sama tidak lagi bisa
mengaktifkan program negatif
yang membuat klien tidak
berdaya.
Bagaimana jika klien punya
perilaku tertentu yang
merugikan dirinya? Kita perlu
menyusun sugesti yang akan
melemahkan program yang
mengendalikan perilaku ini dan
mengalihkan energi dari
program itu untuk melakukan
atau membentuk perilaku baru
yang konstruktif.
Demikian pula dengan level
Capability, Belief/Value, dan
Identity. Dengan menyusun
sugesti yang spesifik, sesuai
dengan kebutuhan pada
Neurological Level, maka kita
akan menghemat sangat banyak
waktu dan tenaga dalam
membantu klien kita. Saya tahu
anda pasti penasaran bagaimana
sih bentuk sugesti untuk tiap
level itu? Sayang, karena
keterbatasan ruang, saya tidak
bisa memberikan penjelasan
yang panjang dan detil.
Satu kelemahan yang sering
dilakukan para hipnoterapis
pemula saat menyusun sugesti
yaitu mereka tidak jelas target
yang akan “ditembak”. Dari
pengalaman saya pribadi, dulu
waktu baru pertama kali belajar
hipnoterapi, umumnya kita tidak
punya panduan yang jelas dalam
menyusun sugesti. Hal ini
menjadi lebih sulit dan kompleks
karena kalaupun ada buku atau
informasi yang bisa digunakan
sebagai acuan ternyata dalam
bahasa Inggris. Nah, karena
sugesti berhubungan dengan
kata atau semantik maka cukup
sulit bagi mereka yang tidak
menguasai bahasa Inggris
dengan baik untuk bisa mengerti
dengan baik dan benar. Tanpa
pengetahuan dan kemampuan
bahasa yang tinggi, khususnya
bahasa Inggris, seringkali sugesti
yang seharusnya sangat
powerful, yang berasal dari
bahasa Inggris, saat
diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kehilangan
makna dan daya.
Inilah sebabnya saya tidak
menganjurkan murid-murid saya
untuk menyusun sendiri sugesti
atau script terapi saat mereka
baru selesai pelatihan. Saya
memberikan mereka sugesti atau
script siap pakai untuk berbagai
kasus yang umum dijumpai
dalam setting klinis. Saya juga
memberikan mereka semacam
template untuk menyusun
sugesti. Nanti kalau sudah punya
jam terbang yang cukup barulah
mereka bisa menyusun sendiri
script sugesti sesuai kebutuhan.
Itu tadi sugesti yang disusun
berdasar Neurological Level.
Bagaimana dengan Matrix?
Secara prinsip sebenarnya sama
saja. Melalui indepth interview
terapis bisa mengetahui tahap
mana dari Matrix yang
kontribusinya paling besar
terhadap masalah klien. Apakah
itu pada fase stimulus/input,
memori, emosi, respon,
terminasi, atau evaluasi?
Yang saya jelaskan di atas baru
sebagian dari syarat untuk
membuat sugesti bekerja
dengan dahsyat. Masih ada
syarat lain yang juga sering
kurang diperhatikan. Pertama,
level kedalaman trance. Untuk
bisa membuat sugesti diterima
dengan mudah maka klien perlu
berada dalam kondisi very deep
trance atau yang dikenal dengan
profound somnambulism.
Satu hal lagi yang jarang
diketahui atau disadari yaitu
walaupun berada dalam kondisi
profound somnambulism, yang
berarti faktor kritis telah berhasil
di-bypass, masih ada 4 (empat)
filter mental di pikiran bawah
sadar yang tetap aktif menjaga
klien. Sugesti yang benar-benar
efektif adalah sugesti yang
mampu menembus keempat
filter ini sehingga diterima dan
dijalankan sepenuhnya oleh
pikiran bawah sadar klien.
Sugesti yang baik adalah sugesti
yang saat dijalankan klien
merasa bahwa ia melakukannya
karena memang ia
menginginkannya dan bukan
atas “perintah” terapisnya.
Dengan kata lain tidak terjadi
dualitas.

[*] RAHASIA ANGKA 8

Angka 8 di percaya mengandung hoky

Perhelatan cabang olahraga multievent terbesar di dunia, Olimpiade Beijing, dibuka dengan resmi pada 8 Agustus 2008 pukul 8 malam. Bahkan ditambah embel-embel lebih 8 menit dan 8 detik. Tentu bukanlah tanpa alasan jika panitia memilih waktu tersebut yang kalau “diterjemahkan” menjadi 08-08-08 pukul 08:08:08. Jelas sekali, sederetan angka 8 terdapat di dalamnya. Sejak lama memang masyarakat Tiongkok percaya bahwa 8 adalah angka hoki yang paling super. Karena itulah tentunya panitia mengharapkan keberuntungan yang super besar daripenyelenggaraan olimpiade kali ini. Merebut medali emas dan meraih laba finansial sebanyak- banyaknya, mungkin merupakan harapan yang paling ditunggu- tunggu. Dan ternyata memang benar, kontingen Tiongkok untuk pertama kalinya menjadi yang paling hebat sejagat raya. Selain merebut medali emas terbanyak, kontingen Tiongkok juga mengalahkan dua langganan jawara Olimpiade, yakni AS dan Rusia. Di Tiongkok dan juga Taiwan, Hongkong, Singapura, serta negara yang memiliki etnis Tionghoa banyak, pemakaian angka 8 memang sangat populer. Konon dalam dialek Kanton, penyebutan angka 8 seperti phat yang bermakna “pertumbuhan yang makmur” atau kekayaan. Siapa sih orang yang tidak mau kaya? Sering kali angka 8 digunakan untuk nomor mobil, nomor rekening bank, nomor kartu kredit, nomor rumah, nomor telepon, dan nomor-nomor lain yang dipandang penting buat pemiliknya. Untuk memperoleh “tuah”, biasanya angka 8 harus ada pada bagian akhir. Sangat baik bila berupa angka tunggal. Jika angka itu diawali dengan 6, 7, 8, dan 9, maka keberuntungan dianggap ganda. Karena dianggap angka yang sangat menguntungkan, maka segelintir masyarakat Tionghoa berani membayar tinggi untuk memperoleh angka itu. Tahun 2002 lalu, misalnya, seorang taipan Hongkong pernah harus mengeluarkan jutaan dollar demi mendapatkan angka keramat itu untuk plat nomor mobilnya. Jelas, betapa angka 8 dianggap sebagai angka yang benar-benar keramat. Tak urung, apartemen tingkat delapan ikut memperoleh dampaknya. Begitu pula ruang perkantoran atau fasilitas properti lainnya. Jangan heran kalau sejumlah pengembang sengaja memasang tarif lebih tinggi untuk hal-hal yang “berbau” 8. Sulit dijelaskan secara ilmiah mengapa masyarakat Tionghoa sungguh percaya kepada angka 8. Mungkin karena alasan kepercayaan nenek moyang, tapi mungkin juga ada alasan psikologisnya. Secara sadar atau tidak sadar, memang orang selalu berusaha mencari sesuatu agar memperoleh “nilai lebih”. Nilai tersebut mereka representasikan dalam angka. Alasan pemilihan angka 8 bisa digambarkan demikian. Pertama, masyarakat Tionghoa selalu menghindari tiga angka di ujung. Karena itu dari sepuluh bilangan pertama (1 hingga 10), mereka meninggalkan angka 1, 2, dan 3. Jadi angka yang tersisa adalah 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Kedua, mereka juga menghindari angka ganjil karena dianggap angka sial. Dengan demikian yang tersisa adalah angka-angka genap 4, 6, 8, dan 10. Ketiga, dari keempat angka itu yang dianggap paling bagus adalah angka 4 dan 8 karena merupakan kelipatan 2. Tentu kita tahu dalam matematika 4 adalah 2 pangkat 2 dan 8 adalah 2 pangkat 3. Keempat, dari kedua angka itu yang lebih dekat ke tengah (dari 4 hingga 10) adalah 8. Maka 8 terus dianggap sebagai angka favorit hingga kini (Tong Sing, 2001). Selain itu, menurut kalangan Tionghoa lainnya, angka 8 memiliki guratan garis yang tidak terputus.Ini dianggap merupakan simbolisasi rezeki yang sambung-menyambung tiada hentinya. Angka 8 juga dipuja karena mewakili delapan dewa penjaga arah mata angin. Memang kenyataannya sampai sekarang masyarakat di segala penjuru dunia menggunakan delapan arah mata angin utama, yakni Utara, Barat Daya, Timur, Tenggara, Selatan, Timur Laut, Barat, dan Barat Laut. Sementara menurut numerologi Lo-shu dalam feng shui, 8 adalah angka kaya yang berarti kemakmuran di masa yang akan datang. Apalagi secara teori feng shui, tahun 2004 hingga 2023 termasuk dalam periode 8. Jadi kloplah kalau Olimpiade Beijing memiliki angka serba 8. Sampai sekarang mitos angka 8 masih tetap populer. Coba saja Anda berbelanja di pasar swalayan, superstore, atau hypermall di negara-negara yang mayoritas warganya adalah etnis Tionghoa, maka harga-harga yang tertera selalu berakhiran angka 8, misalnya S$26,88 atau H $68,88. Pokoknya ada atau tidaknya uang kembalian, yang penting ada angka 8-nya. Kita pun ikut-ikutan. Buktinya ada Densus 88 dan Restoran Chinese Food berlabel 68. Jangan heran, banyak warga masyarakat di negara kita—dan juga belahan bumi lain—yang memesan tanggal 8-8-8 sebagai hari akad nikah dan kelahiran putra-putri mereka. Terlebih saat itu jatuh pada hari Jumat yang dianggap hari baik. Menurut berita-berita di media cetak dan media elektronik, rumah bersalin, kantor urusan agama, dan catatan sipil pada 8-8-8 itu kebanjiran peminat. Jauh lebih banyak dari hari-hari biasanya. Angka 9 Angka lain yang dipandang membawa hoki adalah 9. Kepercayaan akan tuah angka 9 banyak dianut masyarakat Indonesia. Coba saja perhatikan label-label harga pada pasar swalayan, perkulakan, dan sejenisnya. Boleh dikatakan, mereka tidak pernah memasang harga bulat, misalnya Rp 100.000. Agar terkesan murah, justru mereka mencantumkannya dengan Rp 99.900. Yang lebih istimewa, banyak pula yang melabeli barang dengan Rp 99.990. Deretan angka 9 seperti inilah yang dianggap membawa hoki. Logikanya, dengan membayar Rp 100.000, si pembeli tidak mungkin meminta uang kembalian Rp 100 atau Rp 10. Bila diakumulasi selama setahun, misalnya, maka jumlah “tabungan” si penjual menjadi banyak. Ini tentu berkat hoki angka 9 itu. Dalam astrologi Tiongkok, angka 9 yang merupakan angka tertinggi dari bilangan asli juga dianggap mewakili kemakmuran yang terus berlangsung sampai ke masa yang akan datang. Angka 9 juga menyimbolkan kesempurnaan langit dan bumi. Ini karena angka berapa pun yang dikalikan dengan 9, hasil akhirnya (jika dijadikan satu digit) tetap 9. Perhatikan saja bilangan berikut: 6 x 9 = 54 (5 + 4 = 9) atau 127 x 9 = 1143 (1 + 1 + 4 + 3 = 9). Begitu pun sederetan angka yang banyak: 354.276 x 9 = 3.188.484 (3 + 1 + 8 + 8 + 4 + 4 = 36, lalu 3 + 6 = 9). Dalam dialek Hokkian, 9 disebut kau. Bunyi kau mirip kao dalam bahasa Mandarin yang berarti “tinggi”. Dengan demikian orang mengharapkan rezeki tinggi dari angka ini. Di negara kita, angka 9 dianggap keramat oleh masyarakat Bali dan Islam. Ini tergambar dari adanya istilah nawahsanga, yaitu 8 dewa penjuru mata angin ditambah 1 dewa di pusat serta walisanga atau wali sembilan. Angka 9 pun selalu dikaitkan dengan lubang kehidupan yang ada pada tubuh manusia, yakni mata (ada 2), telinga (2), lubang hidung (2), mulut (1), dubur (1), dan alat kelamin (1). Angka hoki berikutnya adalah 7. Banyak pihak menghubungkan angka 7 dengan angka Tuhan karena jumlah hari ada 7. Konon, di akhirat ada langit lapis ke-7 dan pasti kita tahu kalau seluruh warna pelangi berjumlah 7. Kepopuleran angka 7 semakin menjadi-jadi ketika orang yang sedang sakit kepala hampir selalu bilang, “gua lagi pusing 7 keliling” atau rayuan gombal yang mengatakan “demi cintaku, 7 lautan akan kuseberangi dan 7 gunung akan kudaki”. Ingat vitamin penambah tenaga, bukan? Namanya seven seas (7 lautan) atau orang kita sering menyebutnya minyak ikan. Keunikan lain adalah bila dibentuk pecahan, maka unsur- unsur yang ada tetap sama. Coba simak pecahan-pecahan berikut: * 1/7 = 0,142857 * 2/7 = 0,285714 * 3/7 = 0,428571 * 4/7 = 0,571428 * 5/7 = 0,714285 * 6/7 = 0,857142 Unsur-unsur yang sama tersebut adalah 1, 2, 4, 5, 7, dan 8. Uniknya lagi kalau angka-angka itu dijumlahkan, hasilnya adalah 27 (2 + 7 = 9). Karena dianggap bertuah, maka angka 7 sering dipakai untuk semboyan atau slogan, seperti Sapta Prasetya Korpri, Sapta Pesona, atau Sapta Marga (Sapta = 7). Nah, percayakah Anda kepada angka-angka hoki 7, 8, dan 9 itu? Angka 0 Bila guru matematika mengajukan pertanyaan begini, “Ibu memiliki 3 buah kue. Diberikan kepada adik 1 buah, lalu kepada kakak 2 buah. Berapa sisakue ibu?” Pasti murid-murid menjawab, “Sisa kue ibu adalah 3 buah – 1 buah – 2 buah = 0 buah”. Dari sini kita tahu apa arti bilangan 0. Dengan kata lain, bilangan 0 menyatakan “tidak ada”. Begitu pula, kalau nilai seorang murid adalah 0. Berarti dia tidak mendapat nilai apa-apa alias jeblok, kan? Dalam matematika, bilangan 0 ternyata memiliki banyak makna. Bisa dilihat demikian, seberapa pun banyaknya bilangan 0, bila dijumlahkan hasilnya tetap 0. Ini contohnya: 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 = 0. Selain itu, bila bilangan 0 dibagi dengan bilangan berapa pun, hasil akhirnya juga tetap 0, misalnya 0 : 1, 0 : 10, 0 : 100, dst. Sama halnya dengan bilangan berapa pun yang dikalikan 0, hasilnya ya tetap 0. Coba saja hitung: (21 x 52) + (1392 + 2134) – (3000 : 12) x 0. Berapa hasilnya? Tanpa susah payah menghitung, pasti kita akan menjawab 0. Namun rupanya ada sedikit kekecualian, bilangan berapa pun yang dibagi 0, hasilnya bukan 0 tetapi tak terhingga. Hal ini sudah menjadi patokan dalam matematika. Jelas, bilangan 0 mempunyai pengaruh sangat besar, bukan sekadar “tidak ada”. Buat murid SD, memang bilangan 0 berarti “tidak ada”. Tapi bagi murid SMP, bilangan 0 bisa berarti “permulaan”. Contohnya dalam garis bilangan. Di sebelah kanan bilangan 0, garis bilangan berunsur positif (plus), misalnya 1, 2, 3, dst (tanda + tidak perlu ditulis). Sebaliknya, di sebelah kiri bilangan 0, bermakna negatif (minus), misalnya -1, -2, -3, dst. Di dalam penghitungan matematika, bilangan 0 memang memainkan peranan sangat penting. Begitu juga di dalam komputer elektronik, fungsi 0 lebih besar lagi. Ini mengingat komputer elektronik menggunakan sistem biner atau sistem bilangan dengan dasar dua. Artinya, sistem ini hanya menggunakan dua angka, yakni 0 dan 1. Seluruh angkanya terbentuk dari kedua bilangan dasar itu. Di dalam sistem ini, bilangan 100 dalam sistem desimal, harus ditulis 1100100. Memang terlalu rumit, tapi cara pencatatan bilangan sistem biner sangat berguna karena komputer elektronik tidak mempunyai tangan dan 10 jari. Dia hanya bisa mengenal dua macam keadaan, yaitu “berlistrik” (1) dan “tidak berlistrik” (0). Namun, di dalam ilmu-ilmu lain, bilangan 0 bukan berarti “tidak ada”. Jika dikatakan suhunya adalah 0 derajat Celcius, tentu bukan berarti tidak ada suhunya. Dalam hal ini bilangan 0 menunjukkan titik beku es. Uniknya, angka 0 tidak ditemukan dalam angka Romawi, berbeda dengan angka Arab seperti yang kita kenal sekarang, yakni dari 0 hingga 9. Angka Romawi hanya berjumlah 7 buah, yaitu I (mewakili 1), V (5), X (10), L (50), C (100), D (500), dan M (1000). Pada abad ke-5, Sri Paus Romawi yang sangat konservatif menganggap angka Romawi sudah cukup untuk mencatat segala bilangan. Maka beliau melarang semua orang menggunakan angka 0.

Back to posts
Comments:
[2011-11-18 04:05] nadia:

sayangtmintaduit


Post a comment








[KAYA][GALERY FOTO][MOTIVASI][TRIK BISNIS][MENU][TUTORIAL][HIPNOTIS][EBOOK JAR][LEADER][RAMALAN][SMS LUCU][TRIK SULAP][MANAGE UANG]

[-HOME-]
..........................................
created copas by WWW.TANAHGARO.JW.LT
2009-2011@