Teya Salat

*suvei 66%CEWEK INDONESIA TAK PRAWAN - www.tanahgaro.tk
2 . 3 . 50 . 22183
HOME | LAKI PERKASA | MKIOS | TIPS RAHASIA | EBOOK PDF | EBOOK JAR | MY FACEBOOK |

Mozilla/5.0 AppleWebKit/537.36 (KHTML, like Gecko; compatible; ClaudeBot/1.0; +claudebot@anthropic.com)


SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1432H MOHON MAAF LAHIR BATIN


...

...
MOHON MAAF BUKAN MAKSUD SAYA MENGGURUI BOS BOS SMUA TAPI INI HANYA SEBUAH WACANA ATAU KOLEKSI PENGETAHUAN SAJA,KALO ADA YANG SALAH SILAHKAN KOREKSI SENDIRI OK,THX


0:0:0:0

Para hipnotis dalam tradisi
otoritarian (dengan sugesti
langsung)sering menggunakan
pelbagai macam alat bantu.
Secara tradisional memang
begitulah kenyataannya. Cara
untuk membuat orang tertidur
dalam pendekatan otoritarian
sering melibatkan alat-alat bantu
berupa bola kristal, metronom,
tatapan mata sang operator,
cermin berputar, mata elang,
bandul, jari tangan, dan
sebagainya. Subjek diminta
duduk tenang di kursi, diminta
menatap bola kristal, atau cermin
berputar, atau melihat tatapan
mata sang operator, atau
mendengarkan metronom ketika
matanya menatap titik tertentu.
Dan ia tertidur.
Tanpa ragu lagi, masyarakat
awam akan berpikir bahwa
benda-benda itu, juga tatapan
mata sang operator, memiliki
kekuatan misterius yang
membuat orang tertidur. Begitu
orang tertidur, pikirannya bisa
dikendalikan dan orang itu bisa
didikte untuk melakukan apa
saja yang dikehendaki oleh si
pemilik benda-benda atau
tatapan mata itu.
Yang anda lihat dalam atraksi
panggung, di layar hiburan
televisi, memang seperti itu.
Tetapi anda akan keliru jika
menganggap hipnosis semata-
mata adalah atraksi yang anda
tonton dalam hipnosis
panggung, di mana subjek
ditidurkan dengan “ritual”
tertentu yang membangkitkan
kesan magis dan setelah itu
disuruh-suruh melakukan apa
saja seperti budak.
Tentu saja hipnotis panggung
harus memberi kesan semacam
itu sehingga hipnosis yang ia
peragakan bisa menakjubkan
sebagai hiburan dan
meninggalkan pertanyaan-
pertanyaan dan rasa penasaran
di benak orang. Namun,
mengenai benda-benda itu,
sampai kapan pun anda tidak
akan pernah menyerahkan diri
anda kepada orang lain hanya
karena menatap benda-benda
semacam itu tanpa sugesti apa
pun yang anda terima.
Ketika Milton Erickson muncul
dengan prosedur hipnotik tak
langsung dan pendekatan
utilisasinya, ia tak memberi
tempat bagi benda-benda
semacam itu dalam prakteknya.
Ia seperti pendekar yang datang
dengan tangan kosong dan
mengembangkan pendekatan
yang kemudian menjadi berbeda
dibandingkan para hipnotis
sebelum dirinya. Dan itu
merupakan sumbangan yang
sangat penting untuk mengikis
pandangan mistis tentang
hipnosis. Baginya hipnosis
memang tidak memerlukan
semua alat bantu itu. Mungkin
hipnotis panggung
membutuhkannya sebagai
properti yang bisa
menghadirkan kesan tertentu,
tetapi sesungguhnya alat-alat
bantu itu sama sekali tidak
esensial dalam hipnosis.
Penggunaan benda-benda
semacam itu, menurut Erickson,
kadang merugikan karena
subjek nantinya justru akan
kesulitan memasuki trance tanpa
alat bantu itu. Tak bisa dipungkiri
bahwa menatap bola kristal
mungkin bisa membuat subjek
kelelahan dan tidur, tetapi itu
bukan bagian esensial dari
trance hipnotik.
Milton Erickson justru
berpendapat bahwa
penggunaan alat bantu imajiner
bisa lebih efektif dibandingkan
alat bantu nyata. Ini ia buktikan
dengan eksperimen pada
sejumlah subjek yang ia bagi
dalam dua kelompok. Kelompok
pertama sekadar membayangkan
bola kristal imajiner dan
kelompok kedua menggunakan
bola kristal sungguhan. Hasilnya,
kelompok pertama bisa
mengalami trance lebih cepat
ketimbang kelompok kedua.
Eksperimen ini juga dilakukan
dengan berbagai alat bantu
lainnya, seperti metronom dan
sebagainya, dan semuanya
membuktikan bahwa alat bantu
imajiner lebih efektif membawa
subjek memasuki trance.

*suvei 66%CEWEK INDONESIA TAK PRAWAN

taukah anda

66% remaja putri usia sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) tidak lagi perawan. Data ini beradasar hasil Survei Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) yang dilakukan secara nasional. Itu artinya remaja zaman sekarang rentan terhadap seks bebas dan narkoba akibat kurang kontrolnya terhadap perkembangan teknologi informasi yang menyebar secara bebas. http://abg-chubby.comze.com/wp-content/uploa “Jika teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini tidak dilakukan kontrol dan pemahaman dengan baik, akan menjadi titik awal mula seks bebas dan penyalahgunaan narkoba,” ujar Pemerhati Kesehatan Reproduksi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Aisyiah Surakarta, Maryatun pada seminar tentang “Kesehatan Reproduksi Remaja dan Narkoba” di Sukoharjo. Menurut Maryatun, pada saat usia-usia remaja ini, satu dari tujuh anak laki-laki sudah mulai coba- coba, baik terhadap seks, rokok, maupun narkoba. Dengan demikian, sangat mungkin terjadi peningkatan angka kejahatan reproduksi dan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja saat ini. “Misalnya soal kehamilan usia dini atau kehamilan akibat tindak kejahatan, dan perilaku seks bebas yang terjadi pada remaja,” katanya. Menurut survei, katanya, saat ini didapati bahwa usia rata-rata pernikahan terjadi pada umur 19 tahun. “Hal ini tentu sangat bahaya dan tidak baik terhadap kesehatan reproduksi, karena seluruh organ reproduksi belum terbentuk sempurna,” katanya. Ia mengatakan, pernikahan secara ideal mulai pada usia 21 tahun. “Terkait hal tersebut, saat ini kami memang gencar melakukan penyuluhan bagi para pelajar mengenai pemahaman akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi remaja dan bahaya narkoba,” katanya

Back to posts
Comments:
[2012-02-03 11:32] toni:

good :)


Post a comment








[KAYA][GALERY FOTO][MOTIVASI][TRIK BISNIS][MENU][TUTORIAL][HIPNOTIS][EBOOK JAR][LEADER][RAMALAN][SMS LUCU][TRIK SULAP][MANAGE UANG]

[-HOME-]
..........................................
created copas by WWW.TANAHGARO.JW.LT
2009-2011@